Muhammad Ridwan, mantan pemain profesional dan sosok yang cukup dikenal di dunia sepak bola Indonesia, baru-baru ini mendapatkan sorotan khusus setelah gagal mendapatkan posisi asisten pelatih di Timnas Indonesia di bawah kepemimpinan Patrick Kluivert.
Meski demikian, Ridwan tidak lama bersedih. Ia justru diangkat sebagai pelatih PSIS Semarang untuk menyelesaikan musim Liga 1 2024/25 dengan status sebagai caretaker, menghadirkan babak baru dalam perjalanan kariernya sebagai pelatih. Ikuti terus pembahasan menarik lainnya dari dunia olahraga sepak bola dan tentunya telah kami rangkum di FOOTBALL EURO.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!
Muhammad Ridwan Gagal Menjadi Asisten Pelatih Timnas Indonesia
Muhammad Ridwan mengalami kekecewaan setelah gagal mendapatkan posisi sebagai asisten pelatih timnas Indonesia di bawah pelatih kepala Patrick Kluivert. Meski masuk dalam daftar kandidat kuat. Ridwan tidak terpilih dalam seleksi yang dilakukan PSSI untuk mendampingi Kluivert dalam membangun tim nasional. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi Ridwan yang sebelumnya memiliki ambisi besar untuk berkontribusi di level tertinggi sepak bola nasional.
Proses wawancara Ridwan dengan Patrick Kluivert diketahui berjalan dengan suasana yang santai dan penuh diskusi tentang metodologi serta filosofi permainan sepak bola. Namun, keputusan manajemen timnas lebih memilih kandidat lain sebagai staf pelatih, meninggalkan Ridwan di luar struktur pelatih utama timnas. Meski demikian, Ridwan memperoleh pengalaman berharga dari proses tersebut yang memperkaya wawasan dan pemahamannya tentang sepak bola profesional di tingkat nasional.
Pengangkatan Ridwan Sebagai Pelatih PSIS Semarang
Pada 29 April 2025, PSIS Semarang secara resmi mengumumkan pemutusan kontrak pelatih Gilbert Agius yang sebelumnya memimpin tim di Liga 1 musim 2024/25. Pengumuman ini disusul dengan pengangkatan Muhammad Ridwan sebagai pelatih pengganti alias caretaker untuk menyelesaikan sisa musim tersebut.
Pengangkatan Ridwan ini merupakan langkah strategis dari manajemen PSIS Semarang yang ingin membawa perubahan. Dengan memberikan motivasi baru bagi skuad demi mengukir prestasi terbaik di tahun kompetisi yang kritis ini. Keputusan ini juga mengisyaratkan kepercayaan besar pada kemampuan Ridwan dalam membaca dan mengelola dinamika tim secara cepat dan tepat.
Baca Juga: Gol Pellegrino dan Tatapan Legenda: Malam Magis di Hadapan Crespo
Reaksi dari Dunia Sepak Bola dan Fans
Reaksi dari dunia sepak bola Indonesia terhadap kegagalan Muhammad Ridwan menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia cukup beragam. Banyak pihak yang memahami bahwa persaingan memperebutkan kursi asisten pelatih di tim nasional sangat ketat. Apalagi di bawah pelatih sekelas Patrick Kluivert. Namun, Ridwan tetap diapresiasi sebagai sosok yang berpengalaman dan memiliki kapasitas untuk berkontribusi dalam pengembangan dunia sepak bola tanah air, meski tidak dipercaya mengisi posisi tersebut.
Para penggemar sepak bola dan pendukung PSIS Semarang menyambut baik pengangkatan Ridwan sebagai pelatih caretaker klub asal kota Lunpia tersebut. Mereka melihat langkah manajemen PSIS ini sebagai kesempatan emas bagi Ridwan untuk membuktikan diri dan mengubah nasib tim yang tengah berjuang di zona degradasi Liga 1. Banyak fans yang optimis dengan kecintaan Ridwan pada klub dan kemampuannya dalam membawa perubahan positif bagi tim di sisa musim.
Selain itu, para pengamat dan media juga memberikan perhatian khusus terhadap perjalanan Ridwan yang penuh liku ini. Mereka menilai bahwa meski Ridwan gagal mendapatkan posisi di tim nasional. Peluang sebagai pelatih PSIS menjadi momentum penting baginya untuk mengasah kemampuan kepelatihan di level klub. Dunia sepak bola Indonesia pun berharap Ridwan dapat menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin. Untuk menghadirkan hasil yang membanggakan dan menginspirasi generasi pelatih lokal lainnya.