Manchester United (MU) saat ini sedang dalam proses mencari pelatih baru setelah memutuskan untuk berpisah dengan Erik ten Hag.
Dalam pencarian ini, dua nama yang mencuat adalah Xavi Hernandez, mantan pelatih Barcelona, dan Ruben Amorim, pelatih Sporting Lisbon. Namun, legenda MU, Paul Scholes, memberikan pandangannya bahwa Xavi lebih cocok untuk posisi tersebut dibandingkan Amorim. Dibawah ini FOOTBALL EURO akan membahas tentang MU yang lebih baik memilih Xavi ketimbang Ruben Amorim.
Pengalaman dan Prestasi Xavi
Xavi Hernandez, yang dikenal luas sebagai salah satu gelandang terbaik sepanjang masa, memiliki karier yang luar biasa baik sebagai pemain maupun pelatih. Lahir pada 25 Januari 1980 di Terrassa, Spanyol, Xavi memulai karier sepak bolanya di akademi terkenal Barcelona, La Masia, pada usia 11 tahun. Debutnya di tim utama Barcelona terjadi pada tahun 1998 saat berusia 18 tahun, dan sejak saat itu, ia menjadi pilar utama dalam tim tersebut.
Sebagai pemain, Xavi dikenal karena visi, teknik, dan kemampuan passing yang luar biasa. Ia adalah arsitek utama dari gaya permainan tiki-taka yang terkenal, yang menekankan penguasaan bola dan passing cepat. Dengan Barcelona, Xavi memenangkan delapan gelar La Liga dan empat gelar Liga Champions UEFA. Selain itu, ia juga meraih tiga gelar Copa del Rey, enam Supercopa de España, dua Piala Dunia Antarklub FIFA, dan dua Piala Super UEFA. Prestasi ini menjadikannya salah satu pemain paling sukses dalam sejarah sepak bola Spanyol.
Di level internasional, Xavi juga memiliki karier yang gemilang. Ia memainkan peran kunci dalam kemenangan Spanyol di Piala Dunia FIFA 2010 serta dua gelar Kejuaraan Eropa UEFA pada tahun 2008 dan 2012. Pada Euro 2008, ia dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Turnamen, dan ia juga masuk dalam Tim Terbaik UEFA Euro pada tahun 2008 dan 2012. Xavi adalah pemain pertama yang memberikan assist dalam dua final Euro yang berbeda, sebuah prestasi yang menunjukkan konsistensi dan kualitasnya di level tertinggi.
Setelah pensiun sebagai pemain, Xavi melanjutkan kariernya sebagai pelatih. Ia memulai dengan melatih Al Sadd di Qatar, di mana ia memenangkan empat trofi sebelum kembali ke Barcelona sebagai pelatih pada tahun 2021. Di bawah kepemimpinannya, Barcelona berhasil meraih gelar La Liga dan Piala Super Spanyol pada musim 2022-2023.
Baca Juga: Piala Dunia Wanita U17 – Timnas Wanita Meksiko U17 Dikalahkan Timnas Wanita Kenya 1-2
Keraguan Terhadap Ruben Amorim
Ruben Amorim, meskipun telah menunjukkan potensi besar sebagai pelatih muda, masih menghadapi beberapa keraguan terkait kemampuannya untuk menangani klub sebesar Manchester United. Amorim, yang memulai karier kepelatihannya di Casa Pia pada tahun 2018, dengan cepat naik ke panggung utama sepak bola Eropa setelah sukses bersama Braga dan kemudian Sporting Lisbon.
Di Sporting, ia berhasil membawa klub tersebut meraih gelar liga pertama mereka dalam 19 tahun pada musim 2020-2021. Serta mempertahankan performa yang konsisten di musim-musim berikutnya. Namun, keberhasilan ini sebagian besar terjadi di liga Portugal, yang dianggap kurang kompetitif dibandingkan dengan liga-liga top Eropa lainnya seperti Premier League atau La Liga.
Salah satu keraguan utama terhadap Amorim adalah kurangnya pengalaman di liga yang lebih kompetitif. Meskipun ia telah menunjukkan kemampuan taktis yang luar biasa dan kemampuan untuk mengembangkan pemain muda. Banyak yang mempertanyakan apakah ia dapat menerapkan strategi yang sama efektifnya di lingkungan yang lebih menantang seperti Premier League. Liga Inggris dikenal dengan intensitas dan tekanan yang tinggi, serta ekspektasi besar dari klub-klub besar seperti Manchester United. Pengalaman Amorim yang terbatas di luar Portugal membuat beberapa pihak meragukan apakah ia siap untuk menghadapi tantangan ini.
Selain itu, ada juga kekhawatiran tentang bagaimana Amorim akan menangani tekanan media dan ekspektasi tinggi dari para penggemar Manchester United. Klub ini memiliki sejarah panjang dan basis penggemar yang sangat besar, yang sering kali menuntut hasil instan. Amorim, yang belum pernah menangani klub dengan profil setinggi ini, mungkin memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan tekanan tersebut.
Kebutuhan MU Akan Pelatih Berpengalaman
Manchester United adalah salah satu klub terbesar di dunia dengan sejarah dan ekspektasi yang tinggi. Oleh karena itu, memilih pelatih dengan pengalaman di level tertinggi sangat penting. Scholes menekankan bahwa Xavi, dengan pengalamannya di Barcelona, lebih siap untuk menghadapi tantangan di MU dibandingkan Amorim. Selain itu, Xavi juga memiliki filosofi permainan yang sejalan dengan tradisi sepak bola menyerang yang diinginkan oleh para penggemar MU.
Meskipun Xavi memiliki banyak kelebihan, penunjukannya juga tidak bebas dari risiko. Mengelola klub sebesar MU dengan tekanan media dan ekspektasi tinggi dari para penggemar adalah tantangan besar. Namun, Scholes percaya bahwa pengalaman Xavi di Barcelona telah mempersiapkannya untuk menghadapi situasi tersebut. Di sisi lain, Amorim, meskipun berbakat, mungkin memerlukan lebih banyak waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru yang lebih kompetitif.
Kesimpulan
Dalam situasi ini, saran Scholes untuk MU adalah memilih Xavi Hernandez sebagai pelatih baru. Pengalaman dan prestasi Xavi di level tertinggi sepak bola memberikan keyakinan bahwa ia mampu membawa MU kembali ke puncak kejayaan. Sementara itu, Ruben Amorim, meskipun menjanjikan, mungkin lebih cocok untuk klub yang memberikan lebih banyak waktu untuk berkembang dan beradaptasi.
Ikuti terus perkembangan informasi menarik yang kami suguhkan dengan akurasi dan detail penjelasan lengkap, simak penjelasan lainnya seputar bola dengan klik link footballboots68.com.